Rabu, 15 Februari 2012

HILANGNYA PERGAULAN REMAJA SECARA ISLAMI AKIBAT PERGAULAN BEBAS


MAKALAH
 BIMBINGAN KONSLING (BK)


DISUSUN OLEH :
1.     Risky Taufiq Akbar
2.     Solikin Nur Hadi  Sahputra
3.     Suryadi
4.     Sulis Setyowati
5.     Vony Rahayu
6.     Yuni Ratnasari
7.     Zenny Fitriani

YAYASAN MIFTAHUS SA’ADAH SMK UNGGULAN NAHDLATUL ULAMA’ MOJOAGUNG
Jl. Sayid Sulaiman 153a Mancilan Mojoagung Jombang Telepon (0321) 491949 Kode Pos 61482
SEPTEMBER 2011

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan ke hadiran tuhan yang maha esa atas rahmat dan limpahan hidayah-Nya sehinga kami dapat mengerjakan tugas makala yang diberikan Bapak/Ibu guru yang bersangkutan.
            Seiring dengan perkembangan pengetahuan yang semakin meluas dan berkembang di lingkungan sekitar, maka perlu adanya perwujudan para siswa/siswi yang berkualitas, kreatif, mandiri, dan profesional dalam segala hal.
            Dijiwai dengan penuh semangat semua tugas dari makala ini hadir untuk memberi dan mengarahkan proses-proses atau informasi beberapa perkembangan yang ada di sekitar kita dan sebagai panduan guru untuk mendidik lebih kreatif dan memahami apa yang diinginkan atau dipahami anak didiknya.
            Kami menyadari masih ada kekurangan dalm penyajian makala ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca makala ini akan kami terima dengan senang hati, demi penyempurnan makala yang akan datang.
            Akhirnya kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan makala ini, semoga bermanfaat. Amin !!

Tim penyusun             




DAFTAR ISI

1.      HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
2.      KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
3.      DAFTAR ISI .........................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C.     Tujuan Masalah .......................................................................... 1
D.    Manfaat ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori ........................................................................... 2
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................... 12
B.     Saran dan Kritik ......................................................................... 12

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
pergaulan merupakan terjadinya suatu tindakan antara dua orang atau lebih untuk menciptakan komunikasi dua arah yang pada akhirnya muncul suatu komunikasi baru yang saling berinteraksi. Dan bergaul itu sendiri bentuk interaksi sosial untuk saling mengenal atau memahami situasi tertentu. Sudah selayaknya kita menjaga etika, suatu misal etika duduk, etika berjalan, menyimpan tangan dan berdehem. Perilaku hendaknya menjadi bagian dari etika terbaik, sehingga akan menyenangkan siapapun yang ada bersama kita. Untuk itu pergaulan secara islami wajib untuk diketahui atau dimengerti remaja zaman sekarang.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa sebab dari hilangnya pergaulan remaja secara islami ?
2.      Apa dampaknya dari pergaulan bebas itu ?
3.      Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja dari semua rumusan masalah ?
4.      Apa solusi dari remaja yang bergaul tanpa landasan islami ?
5.      Bagaimana cara untuk mengatasi remaja yang sulit bergaul ?
1.3    Tujuan Masalah
1.      untuk mengetahui sebab dari hilangnya pergaulan remaja secara islami.
2.       Untuk mengetahui dampak dari pergaulan bebas.
3.      Untuk mengetahui cara mengatasi kenakalan remaja.
4.      Untuk mengetahui solusi dari remaja yang bergaul tanpa landasan islami.
5.      Untuk mengetahui cara untuk mengatasi remaja yang sulit bergaul.
1.4    Manfaat
Bergaul dapat dilihat baik atau buruknya dari karakter orang itu sendiri. Pergaulan itu tidak identik dengan karakter kita yang pendiam atau pintar ngomong, karena pergaulan itu mempunyai prinsip bagaimana membangun komunikasi dengan orang lain dan menjaga hubungan itu sebaik-baiknya. Untuk itu jadikan bergaul itu sebagai cara untuk mengasah kemampuan bukan sebagai beban. Dan bergaul juga bisa sebagai ladang kita menggali ilmu, kita bisa belajar dari orang lain tentang bagaimana untuk berbicara, berfikir kritis, percaya diri, mengambil keputusan, dll.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Landasan Teori
A.    Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53).
masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:  192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan.
Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna). Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar manusia hidup tenteram dan teratur.
Remaja bergaul memanglah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dan berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata.
Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan terlalu di bebaskan, juga sangat mengkhawatirkan, yang penting berkomunikasi dan terarah. Bila mana sang remaja mampuh berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan.
Informasi tentang apa yang sebaiknya mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari apa yang mereka lakukan dan perbuatan juga perlu dikomunikasikan, dengan demikian, besar harapan kita agar remaja mampuh memilih apa yang baik dan tidak untuk dilakukan. “tidak ada kata benar atau salah, tapi lebih tepat kepada yang baik atau bermanfaat dan yang merugikan”.
Pergaulan itu tidak identik dengan karakter kita yang pendiam atau pinter ngomong, karena pergaulan itu mempunyai prinsip bagaimana membangun komunikasi dengan orang lain dan menjaga hubungan itu sebaik-baiknya.
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
A.       Cara Untuk Mengatasi Susahnya Bergaul
Susah bergaul dengan orang lain itu memang sangat menggangu kehidupan kita. Kita terbebani dengan perasaan merasa terasingkan, bahkan kita menjadi kerdil akan pengetahuan dan hal-hal yang baru, bagi kita yang mengalami ini. Ada beberapa tips, yaitu :
1.      Jadikan bergaul itu sebagai cara untuk mengasah kemampuan bukan sebagai beban.
2.      Jangan terlalu memikirkan kekurangan kita, seperti sifat-sifat buruk yang terdapat dalam diri kita. Contohnya : mudah tersinggung, pemarah, pemalu, atau pesimis, dll.
3.      Jangan selalu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, karena setiap manusia itu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
4.      Orang lain itu tidak peduli akan kesulitan kita dalam bergaul yang mereka tahu bahwa susahnya bergaul itu sangat merugikan.
5.      Jadilah diri sendiri, tampil dengan apa adanya dari kita, bukan menjadi seperti orang lain.
6.      Jadikan tujuan bergaul itu untuk ladang kita menggali ilmu, kita bisa belajar dari orang lain, tentang bagaimana untuk (berbicara, berfikir, kritis, percaya diri, mengambil keputusan) dll.
B.       Sebab dari hilangnya pergaulan remaja secara islami, yaitu :
1.      Hilangnya roh tarbiyyah islamiyyah (pembina diri menjadi muslim sejati) secara utuh dan ihtegral.
            Inilah salah satu faktor penyebab utama yang menjadikan posisi generasi muda kita sekarang merosot dan tidak sesuai dengan posisi mereka yang semestinya.
2.      Hilangnya teladan dan panutan yang baik.
            Paling banyak pengaruh dari bergaul adalah bagaimana remaja tersebut mencari panutan. Baik yang buruk maupun yang baik, tiap individu mempunyai karakter masing-masing. Karakter tersebut dapat berubah dari mereka jikalau memilih panutan yang salah.
C.     Solusi untuk remaja yang bergaul tanpa landasan atau pedoman secara islami, yaitu :
1.         Banyak memperkenalkan hal-hal positif dalam bergaul.
2.         Banyak memberi pendapat atau masukan yang positif.
3.         Banyak memberi aktifitas positif untuk menyibukan dirinya.
4.         Tidak membuat broker home. Agar tidak menimbulkan pikiran negatif.
5.         Sering-sering memperhatikan setiap kegiatannya.
6.         Mengasih perhatian yang lebih agar merasa dirinya tidak pantas untuk melakukan hal-hal yang diperbuat.
7.         Menambah pengetahuan yang luas.
Semakin tingginya frekuensi arus globalisasi era industrialisasi yang sudah mengelobal serta arus modernisasi dan sekularisasi sangat berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas dengan lain jenis (kumpul kebo), baik diperkotaan maupun dipedesaan.
Kondisi semacam ini juga sangat mempengaruhi terhadap ideologi masyarakat sehinga ada sebagian mereka beranggapan kalau tidak bergaul dengan lain jenis, maka dinilai ketinggalan zaman, inilah salah satu dampak arus gloalisasi. Oleh karena itu, dalam kondisi semacam ini manusia dituntut untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.
Tingginya kasus penyakit HIV/AIDS, khususnya pada kelompok umur remaja salah satu penyebab akibat pergaulan bebas. Oleh karena itu, mengembangkan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting, yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan peran serta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi.
D.    Faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas/ tanpa islami :
1.        Kurang mendapatkan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua dan masyarakat sekitar.
2.        Iman yang lemah.
3.        Kesalahan orang tua juga. Dengan tidak memberikan pendidikan seks yang memadai dirumah, dan memberikan anak-anak mereka.
4.        Pemahaman religi/agama yang kurang, sehingga tak lagi dapat memahami akibat dari pergaulan bebas.
5.        Kurangnya pendidikan.
E.     Cara mengatasi kenakalan remaja :
1.        Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik untuk yang gagal menghadapi identisan diri dan lemahnya control diri. Bisa dicegah dengan prinsip keteladanan.
2.        Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga.
3.        Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat keberfungsian susila keluarga.
4.        Mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai.
5.        Orang tua memberikan kesibukan dan mempercayakan tanggung jawab rumah tangga tidak dengan pemaksaan.
6.        Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak memilih jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan dan hoby mereka.
7.        Mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja.
8.        Remaja hendaknya memilih lingkungan pergaulan yang baik serta orang tua memberi arahan di komunitas nama remaja harus bergaul.
9.        Remaja harus mempunyai pendirian yang kuat agar tidak mudah terpengaruh.
10.    Kegagalan menghadapi identisan peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau bisa diatasi dengan prinsif keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik, juga mereka berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
11.    Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi mereka.
12.    Kehidupan beragama keluarga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat keberfungsian sosila keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik berarti mereka akan menanamkan nilai-nilai dan norma yang baik. Artinya secara teoritis bagi keluarga yang menjalankan kewajiban agamanya secara baik, maka anak-anaknyapun akan melalukan hal-hal yang baik sesuai dengan norma-norma agama.
13.    untuik menghindari masalah yang timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orang tua juga hendaknya memberikan kesibukan dan mempercfayakan tanggungjawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian tanggungjawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggungjawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak “Keluyuran” tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggungjawab dalam ruamh tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasab teman yang baik.
14.    Orang tua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar anak memilih jurusan sesuai dengan bakat, kesenangan, dan hobi si anak. Tetapi apabila anak tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan pilihanya. Sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila tugas utama telah selesai.
15.    Mengisi waktu luang diserahkan kepada kebijaksanaan remaja. Remaja selain membutuhkan materi, juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Oleh karena itu. Waktu luang yang dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan dapat berupa melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya scrabble, monopoli, catur dan lain sebagainya. Selain itu, dapat pula berupa tukar pikiran berbicara dari hati ke hati, misalnya makan malam bersama atau duduk santai di ruang keluarga. Kegiatan keluarha ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota keluarga.
16.    Remaja hendaknya pandai memilih lingkungan pergaulan yang baik serta orang tua memberi arahan arahan di komunitas nama remaja harus bergaul.
17.    Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman-teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
B.     Peran Orang Tua Dalam Pencegahan Pergaulan Bebas
Mendidik dan mendewasakan anak adalah tugas dan tanggung jawab orang tua sudah menjadi suatu naluri atau insting, karena proses keberadaan sang anak serta pembentukan sifat dan karakter semua tertuang pada orang tua, orang tua adalah panutan dan tauladan yang selalu di jumpai anak pada setiap waktu dan kesempatan dalam  keluarga, dan orang tua merupakan kunci strategi dalam mengatasi segala masalah yang dihadapi oleh sang anak. Cinta orang tua adalah penguatan hidup sang anak terhadap hidup dan kebutuhan anak. Penguatan hidup anak mempunyai segi : 1. Perhatian, 2. Tanggung jawab.
Cinta kasih orang tua tidak hanya sekedar menghadirkan anak kedunia saja, tetapi pemeliharaan dan pendewasaan yang bersifat paripurna dan sempurna, termasuk di dalamnya kemampuan untuk beradaptasi dan berakselerasi dengan lingkungan yang berhubungan dengan norma dan ketrampilan hidup.
C.    Dampak Dari Pergaulan Bebas
A.    Melakukan Seks Pranikah
Fenomena seks bebas di kalangan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Gambaran maraknya budaya permisifisme dan hedonisme ini dapat kita lihat dari hasil penelitian Synovate di empat kota; Jakarta, Bandung, Medan dan Surabaya (lihat Republika, edisi 11 Maret 2006). Dari 450 responden putra-putri usia 15-24 tahun kita menemukan kenyataan yang sangat mencengangkan. Robby Susatyo—Manager Director Synovate—mengemukakan data berikut ini:
1.      Sekitar 16 % remaja di empat kota itu mengaku sudah berhubungan intim saat berusia antara 13-15 tahun.
2.      44 % responden lainnya mengaku mulai ‘mencicipi’ seks sejak usia 16-18 tahun. Sampai disini kita dapat menghitung bahwa 50 % responden mengaku telah berhubungan seks saat mereka belum lagi lepas akil baligh.
3.      Sekitar 35 % responden mengaku mengenal seks pertama kali dari film porno. Sisanya mengaku mengetahui seks dari pengalaman sesama teman.
4.      40 % responden mengaku pertama kali melakukan hubungan seks di rumah mereka; 26 % mengaku senang melakukannya di tempat kos; 26 % lainnya senang melakukannya di kamar hotel.
Sangat memprihatinkan. Inilah yang terjadi pada sebagian remaja. Kita tidak tahu persis fakta sesungguhnya; mungkin jumlahnya lebih sedikit, mungkin juga lebih besar.
Pertanyaannya adalah, apa yang mesti kita lakukan? Menurut saya, tidak ada pilihan lain, kecuali dengan berusaha menegakkan dan menjunjung tinggi akhlak Islam. Dan untuk itu setiap kita hendaknya merasa bertanggung jawab untuk mewujudkannya. Karena itu menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.
B.     Perilaku Pergaulan Dalam Islam
Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1.        Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
2.        Menjauhi perbuatan zina
Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian.
                  Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:
                  “Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.
C.     Batas-Batas Pergaulan Secara Islam
Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :
1.      Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.
2.      Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.



BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Kesadaran diri perlu diabadikan dalam bergaul. Selain mempunyai karakter yang berbeda, semuanya kembali pada kesadaran tiap individu, karena bagi remaja, bergaul adalah sebuah kebutuhan, sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Untuk itu, remaja dituntut untuk lebih berhati-hati dalam bertindah.
Pergaulan itu mempunyai prinsip bagaimana membangun komunikasi dengan orang lain dan menjaga hubungan itu sebaik-baiknya, karena pergaulan itu tidak identik dengan karakter kita yang pendiam/pintar ngomong.
3.2    Saran dan kritik
Kenakalan remaja semua kembali pada orang tua, orang tua harus memperhatikan anaknya. Memperbaiki tingkah laku anaknya. Perhatikan dan perlakukan anak dengan sebaik-baiknya agar mereka merasa nyaman dan aman dalam lingkup keluarga.


1 komentar:

  1. sands casino - septcasino.com
    SURE CASINO septcasino IS BLACKLISTED! If you're looking for the best blackjack site 메리트 카지노 in the world, SEGA is the casino for you. 온카지노 Play over 300+ classic casino games for free

    BalasHapus